Dalam perancangan otomatisasi pintu pada shelter busway dengan mikrokontroler AT89S51, terbagi atas perancangan bentuk fisik alat (miniatur) dan perancangan elektronik.
Pembuatan alat palang pintu otomatis untuk shelter busway dengan mikrokontroler AT89S51 terdiri dari beberapa buah blok rangkaian yang memiliki fungsi dan cara kerjanya masing-masing.
Rangkaian sensor merupakan alat yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya busway yang datang. Ketika ada busway yang dan berhenti, maka akan terdeteksi oleh sensor, dan sensor akan memberikan data masukkan pada mikrokontroler untuk diproses.
Untuk menghasilkan pancaran sinar inframerah, tegangan yang digunakan yaitu sebesar 5 Volt. karena arus maksimum pada LED inframerah sebesar 60 mA, maka berdasarkan perhitungan, untuk menghindari kerusakan akibat kelebihan arus pada LED inframerah dapat menggunakan resistansi sebesar 100Ω. Dengan nilai resistansi minimal 83,33Ω maka untuk lebih aman menggunakan resistansi sebesar 100Ω.
Prinsip kerja dari sensor tersebut yaitu apabila photodioda mendapatkan cahaya inframerah yang dipantulkan dari pemancar inframerah maka kondisi photodioda menjadi saturasi. Photodiode diasumsikan sebagai saklar, sehingga keadaan antara anoda-katoda seakan-akan terhubung pada saat menerima cahaya dari LED inframerah, sehingga tegangan yang dihasilkan antara anoda-katoda sebesar 0V karena langsung terhubung ke ground. Sehingga masukan pada kaki 5 dan kaki 7 (terminal positif) pada Op-Amp LM339 mendapatkan masukan 0V yang menyebabkan mikrokontroler akan aktif.
Thanks for reading: Perancangan Otomatisasi Pintu Pada Shelter Busway Dengan AT89S51
Perancangan Otomatisasi Pintu Pada Shelter Busway |
Sebelum melakukan perancangan elektronik, memikirkan bentuk fisik alat dapat membantu memberi gambaran tentang perancangan elektroniknya. Seperti aplikasi apa saja yang akan diterapkan pada alat yang akan dirancang. Pada bagian pintu shelter terdapat tiga buah mikro switch (MS.1, MS.2, MS.3). Mikro switch berfungsi sebagai saklar terhadap motor 1.
Motor 1 berfungsi sebagai penggerak pintu. Pintu shelter akan membuka sampai pintu memicu MS.1. Begitu pula pada saat menutup, pintu shelter akan menutup sampai pintu memicu MS.2. Pada bagian dalam pintu terdapat MS.3 yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila ada yang menghalangi saat pintu menutup hingga memicu MS.3, pintu akan kembali terbuka sampai waktu yang telah ditentukan.Pembuatan alat palang pintu otomatis untuk shelter busway dengan mikrokontroler AT89S51 terdiri dari beberapa buah blok rangkaian yang memiliki fungsi dan cara kerjanya masing-masing.
Rangkaian sensor merupakan alat yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya busway yang datang. Ketika ada busway yang dan berhenti, maka akan terdeteksi oleh sensor, dan sensor akan memberikan data masukkan pada mikrokontroler untuk diproses.
Untuk menghasilkan pancaran sinar inframerah, tegangan yang digunakan yaitu sebesar 5 Volt. karena arus maksimum pada LED inframerah sebesar 60 mA, maka berdasarkan perhitungan, untuk menghindari kerusakan akibat kelebihan arus pada LED inframerah dapat menggunakan resistansi sebesar 100Ω. Dengan nilai resistansi minimal 83,33Ω maka untuk lebih aman menggunakan resistansi sebesar 100Ω.
Prinsip kerja dari sensor tersebut yaitu apabila photodioda mendapatkan cahaya inframerah yang dipantulkan dari pemancar inframerah maka kondisi photodioda menjadi saturasi. Photodiode diasumsikan sebagai saklar, sehingga keadaan antara anoda-katoda seakan-akan terhubung pada saat menerima cahaya dari LED inframerah, sehingga tegangan yang dihasilkan antara anoda-katoda sebesar 0V karena langsung terhubung ke ground. Sehingga masukan pada kaki 5 dan kaki 7 (terminal positif) pada Op-Amp LM339 mendapatkan masukan 0V yang menyebabkan mikrokontroler akan aktif.